Sabtu, 13 April 2013

Monjali – Tumpeng Raksasa di Pinggir Jalan


Bingung mau nge-post tentang apa, mau ngepos tempat yang jarang diulas kok kebanyakan dah diulas ya. Itung-itung ini buat intermezzo aja buat nambah kerjaan, makanya hari ini mo banyak nge-post tempat-tempat yang biasa saja :p. Saya awali dengan Museum Monumen Yogya Kembali.

Monjali terletak di utara dari ring road utara Yogyakarta. Secara administratif, monumen ini terletak di Jongkang, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman, DIY, tapi kalau saya lihat di peta RBI kok ni museum dah masuk kecamatan Mlati, akan tetapi saya ngikut yang Ngaglik karena di pdf yang saya download dari dinas pariwisata juga nulis demikian. Secara astronomis museum ini berada pada -7.749444444, 110.3694444. Monjali dibangun pada 29 Juni 1985 dan diresmikan oleh presiden kedua RI pada 6 Juli 1989.
Monumen Jogja Kembali

Karena sudah lama tidak ke sini dan tiketnya dah hilang, maka saya kurang tahu harga tiket masuknya, tapi kalau tidak salah buat yang bawa kamera juga bayar (dulu kameranya saya umpetin :p). Di halaman monumen yang juga merangkap sebagai museum ini terdapat kendaraan-kendaraan perang seperti pesawat dan lain-lain. Monumen ini dikelilingi oleh danau yang banyak ikannya dan ada yang nyewain pancing juga -_-;). Di halaman monumen juga terdapat nama-nama orang yang gugur dalam peristiwa perebutan Jogja.

Di dalam museum terdapat 3 lantai, lantai pertama berupa museum, yang kedua berupa ruang diorama, dan yang terakhir berupa ruang mengheningkan cipta. Di lantai pertama yang pintu masuknya berbeda dari lantai lainnya (masuk dari samping) ini terdapat koleksi-koleksi museum seperti senjata-senjata, seragam-seragam, kamar tidur, dan lain-lain. Di lantai kedua yang berupa diorama ya berisi diorama perang. Ruang diorama ini lumayan canggih karena sudah memakai sensor, sehingga kalau ada orang di dekat suatu diorama maka akan secara otomatis dibacakan narasi (kalau gak salah ingat :p). Dan di lantai paling atas cuma ruang kosong untuk mengheningkan cipta.

Di halaman monumen (bagian dalam danau), kita juga bisa mengelilinginya. Di dalamnya terdapat relief-relief tentang perjuangan dan pembangunan di Indonesia. Kalau mau coba naik ke puncak tumpeng juga bisa, tapi lantainya benar-benar licin jadi gak bisa-bisa naik :p
Kambing-kambing yang sedang merumput malam hari :p

Pada malam hari museum ini berubah fungsi menjadi taman lampion yang buka dari sore hingga tengah malam. Taman lampion ini berlokasi di halaman monumen dan tentunya juga harus membayar tiket masuk yang harganya berbeda antara weekend sama weekday. Atraksinya ya Cuma lampu saja ditambah warung makan :p.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan bertanya sepuasnya, apabila ingin tahu lebih jauh silakan PM saya