Selasa, 21 Juni 2011

Pantai Klayar

Pantai Klayar merupakan pantai yang terletak di desa Sendang, kecamatan Donorojo, kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pantai ini termasuk pantai yang masih cukup sepi oleh pengunjung apalagi belum adanya transportasi umum yang menuju ke pantai ini (maklum jalan yang harus dilalui untuk menuju pantai ini lumayan gak enak). Untuk menuju pantai ini bisa dari berbagai arah, namun akhirnya akan sampai ke satu titik temu.

Jika berasal dari arah Yogyakarta, kita bisa menggunakan jalur ke Wonosari – Pracimantoro – Giribelah. Dari Giribelah kita bisa lurus kea rah Pacitan atau ke selatan kea rah Paranggupito. Jalan Pracimantoro ke Giribelah merupakan jalan yang rusak, bergelombang, berlobang-lobang, dan penuh debu jadi berhati-hatilah walaupun jalan ini cukup sepi. Jika melewati Paranggupito, sesampainya di Paranggupito kita ambil ke kiri ke arah pantai Nampu. Beberapa saat sebelum mencapai pantai Nampu, akan ada pertigaan yang apabila ke kiri akan menuju Jawa Timur (ada penunjuknya kok, dulu :p), ambil jalan itu lurus terus sampai ke pertigaan Kalak dan ambil kanan. Beberapa kilo dari pertigaan Kalak nanti aka nada pertigaan lagi yang apabila lurus akan menuju sungai Kladen / dusun Maron dan apabila ke kiri akan menuju pantai Klayar.
Pantai Klayar dari tebing sebelah Barat
 Apabila dari Giribelah kita ambil lurus maka ya tinggal lurus saja sampai masuk ke Jawa Timur. Dari sana nanti akan ada petunjuk yang mengarah ke pantai Klayar (ke kanan). Ikuti saja jalan tersebut sampai Kalak. Kalau ada persimpangan dan kurang yakin arah tanya saja penduduk karena pertama kali saya ke pantai Klayar juga memakai jalur ini dan merasa salah jalan walau sebenarnya benar. Atau jika tidak, kita bisa menggunakan jalur Goa Gong. Pokoknya sesampai daerah Goa Gong ambil jalan lurus saja sampai nanti sampai di perempatan Kalak, lalu belok kiri sampai deh di pertigaannya dan ikuti seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Jika kita dari arah Solo kita bisa menggunakan jalur ke Wonogiri, dari Wonogiri kita bisa menuju ke selatan ke Pracimantoro atau ke timur ke Giriwoyo. Dari Giriwoyo kita bisa ke selatan ke Giri Belah (tidak disarankan karena sama saja dengan memutari waduk Gajahmungkur) atau naik ke arah Donorojo. Jalan naiknya sudah bagus dan lebar dengan kendaraan yang tidak terlalu banyak. Dari atas kita bisa melihat waduk Gajahmungkur  dan gunung-gunung di sebelah utara (gak tahu namanya). Dari jalan tersebut kita lurus saja sampai menuju ke Goa Gong. Dan ikuti petunjuk seperti yang dituliskan di atas.

Jika kita dari arah Pacitan, kita bisa mengambil jalan menuju Punung dan ke arah Goa Gong, atau menuju ke arah pantai Srau. Dari pertigaan sebelum masuk ke pantai Srau, kita lurus menuju kea rah pantai Watu Karung, lalu lurus lagi ikuti jalan yang akhirnya akan ada jalan menurun menuju sungai Kladen. Ikuti terus sampai pertigaan menuju pantai Klayar.

Hampir semua jalan yang ada merupakan jalan yang sempit dengan pinggiran jurang dan bukit serta jalan naik turun. Pokoknya kalau belum terbiasa harus sangat berhati-hati. Untungnya jalan di dusun terakhir menuju ke pantai sudah bagus tidak seperti pertama kali saya ke sana tahun 2010 awal yang jalannya super rusak. Dari sekian jalan yang ada, jalan yang menurut saya paling enak adalah jalan dari Paranggupito. Jika belum pernah melewati jalan-jalan tersebut dan tidak ada teman yang tahu juga, lebih baik lewat jalan Goa Gong, karena ada petunjuk kilometer di jalan sehingga kita bisa mengetahui tinggal berapa kilometer lagi kita sampai ke Kalak (tentu saja, mana ada yang sampai pantai). Tentunya hal ini dapat menambah semangat karena jarak tinggal … km lagi, apalagi ditambah jalan sempit naik turun berlobang-lobang samping jurang yang dapat menurunkan mental :p.
Karang di waktu senja
Biaya retribusi cukup murah (lupa berapa), tapi sepertinya tidak dijaga tiap hari ditambah tidak ada biaya parkir (entah sekarang, karena terakhir terlihat pantai itu sedang dibangun). Dari tiga kali ke sana, dua kali yang pertama selalu bayar retribusi padahal hanya ada saya dan motor saja, tapi kesananya hari minggu. Tapi yang ketiga walau ke sana empat orang dua motor, kami tidak membayar retribusi sepersenpun dan tidak ada yang menjaga, mungkin karena kesananya hari Jumat :p. Di sana sudah ada kamar mandi dan mushola, dan juga ada yang berjualan makanan.

Pasir pantainya berwarna putih, namun di suatu lokasi ada yang berwarna hitam, dan pasir hitam ini menempel di kaki. Terdapat sungai yang mengalir menuju ke laut dan biasanya digunakan untuk memandikan sapi. Ombak di pantai ini cukup besar walau ada yang kurang besar juga (yang tenang malah kelihatan kurang asik bermain air, yang besar terlalu berbahaya buat main air :p). Objek utama pantai ini ya di sisi timur dari pantai dengan bentukan batu yang eksotis. Di balik batu tersebut terdapat seruling laut, semacam air mancur alami yang menyemburkan air laut yang masuk ke lubang. Biasanya orang cuma sampai di tempat ini, namun kalau ke timur dan ditambah sedikit usaha, kita akan melihat kolam (?) yang cukup dalam dan di dalamnya terdapat ikan-ikan yang terjebak yang sumber airnya dari ombak yang ada (jangan dipikirkan berlebih, sebenarnya biasa saja).
Seruling Laut
Penduduk sekitar cukup perhatian, karena sewaktu saya ke sana, saat itu ombak sedang besar-besarnya dan ada orang yang dekat-dekat dengan karang, penduduk di sana ada yang meniup peluit supaya jangan terlalu dekat ke arah laut. Tapi saya tidak tahu (saya ditiupin juga) sampai saya minum kelapa muda di salah satu warung dan ada orang yang berdiri di dekat karang. Di sebelah barat pantai kita bisa naik bukit dan melihat pemandangan dari atas (tempat ini tempat paling sering digunakan untuk mojok :p).
Klayar