Selasa, 01 Februari 2011

Museum Gunungapi Merapi

Museum Gunung Api Merapi merupakan salah satu museum tentang vulkanologi pada umumnya dan gunung Merapi pada khususnya. Museum ini terletak di kecamatan Pakem, kabupaten Sleman, DIY. Untuk desanya sepertinya terletak di desa Hargobinangun. Untuk mencapai museum ini maka kita tinggal menuju ke arah Kaliurang dan setelah beberapa kilometer dari Pakem maka akan ada petunjuk untuk mengarah ke kiri dan selanjutnya tinggal mengikuti petunjuk yang ada. Museum ini buka setiap hari kecuali hari senin. Untuk jam bukanya saya kurang tahu.

Menurut saya, bentuk bangunan museum ini mirip dengan bentuk gunung Merapi yang dilihat dari arah selatan. Salah satu atapnya dibuat memuncak bagaikan puncak Merapi, sedangkan yang lainnya dibuat lebih datar mirip gunung Bibi. Gunung Bibi merupakan gunung yang berada di Merapi dan merupakan puncak Merapi ketika zaman dahulu kala.
Ketika melihat tulisan yang ada di luar museum, maka akan terlihat tulisan Museum Gunung Api Merapi ‘Merapi Jendela Bumi’. Maksud dari Jendela Bumi saya kurang tahu, mungkin penghubung perut bumi dengan udara luar / atmosphere. Biaya parkir untuk sepeda motor adalah Rp. 1500, sedangkan untuk mobil saya kurang tahu. Untuk memasuki museum, harga masuknya adalah Rp. 3000. Ketika mau masuk, saya menyembunyikan kamera saya, siapa tahu akan dipungut biaya tambahan untuk kamera seperti di tempat-tempat lainnya. Ternyata tidak ada tulisan tersebut di tempat tiket masuk. Karena merasa tidak masalah, saya jadi mengambil beberapa gambar dengan tenangnya. Namun ketika mau masuk museum terdapat tanda kamera yang dicoret, langsung saja saya sembunyikan kamera yang ada.

Bagian pertama museum adalah diorama besar gunung Merapi terutama dari arah selatan (lagian dari arah utara terdapat gunung Merbabu). Sebenarnya mau mengambil fotonya, namun teringat oleh tanda yang tadi, apalagi banyak penjaganya membuat saya urung melakukannya. Tempat di ruang pertama yang cukup tertutup adalah ketika mau melihat maket dari museum tersebut. Secara sembunyi-sembunyi saya mengambil gambar, eh ternyata di ruang sebelah ada yang mengambil foto secara terang-terangan bahkan memakai lampu flash.
Setelah dari ruang pertama, selanjutnya kita akan memasuki ruang Dunia Gunung Api. Pada ruang ini diperlihatkan mengenai teori pegeseran lempeng dari Pangaea dan seterusnya. Selain itu terdapat peta gunung-gunung aktif di dunia walaupun tidak komplit. Terdapat tombol untuk menyalakan LED yang menunjukkan lokasi gunung tersebut bila dipencet namun tidak semua lampu menyala ketika tombol tersebut dipencet. LED bakal mati beberapa detik kemudian secara otomatis. Selain itu juga terdapat peta gunung-gunung api di Indonesia yang dibedakan tipe gunungnya.

Selain hal-hal tersebut, di ruang ini terdapat Lingkungan magmatic gunung api, foto beberapa gunung api di Indonesia, sumber daya gunung api, berbagai hal mengenai gunung api (bentuk, tipe letusan, indeks letusan, dll), foto letusan, serta Lava beku dari Gunung api seperti batuan Andesit, Dasit, Basalt, dan lainnya dari gunung api di Indonesia. Karena tidak berkecimpung di dalam dunia “geo” maka saya kurang mengerti tentang batuan yang ada, seperti misalnya batuan andesit yang mirip dengan batu-batu yang sering saya lihat, entah itu memang sama atau tidak. Yang menarik adalah bom gunung api. Bom gunung api bukanlah bom yang kita tahu, tetapi merupakan batu yang bentuk luarnya mirip granat dan tentunya dengan ukuran yang besar.

Ruangan berikutnya adalah ruangan seputar gunung api Merapi. Tentunya ruangan ini bercerita mengenai gunung Merapi sendiri, seperti bentuk gunung dari masa ke masa, foto letusan, mitos, dan lainnya. Setelah itu terdapat ruangan yang membahas mengenai alat-alat yang digunakan pada pos pemantauan, seperti seismograf dll. Dampak dari letusan gunung berapi juga terdapat pada museum ini, seperti motor yang rusak parah, dan peralatan yang berkarat (tentu saja tidak ada bangkai). Ada juga foto mikroskopis dari sayatan tipis batuan (gimana ngiris batu sampai tipis :p). Di museum ini terdapat peta kawasan bencana yang mana saya juga menemukannya di internet sama persis.
Saya kira museum ini mempunyai dua lantai, tapi ternyata cuma satu lantai dan sepertinya koleksinya belum lengkap. Saat itu juga ada pameran foto letusan merapi 2010. Di situ terdapat foto-foto sebelum dan sesudah letusan. Selain itu juga ada TV yang rusak terkena terjangan awan panas Merapi. Bagian luar TV yang terbuat dari plastic sampai meleleh karena kepanasan. Kalau TV saja sampai begitu apalagi kulit manusia. Selain itu juga ada sepeda motor yang sudah karatan seperti yang terlihat di berita-berita. Juga terdapat buku tamu Mbah Marijan yang isinya berbagai kegiatan tamu, kebanyakan mereka cuma bermaksud berkunjung dan meminta doa, tetapi juga ada yang isinya mencari pesugihan (doh). Kalau mau cari nomor telepon artis juga ada kok.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan bertanya sepuasnya, apabila ingin tahu lebih jauh silakan PM saya