Minggu, 31 Oktober 2010

Curug Sewu

Curug Sewu merupakan sebuah air terjun yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Apakah hubungan antara Curug Sewu dengan Grojogan Sewu? Tidak ada. Keduanya adalah air terjun yang berbeda walaupun sama-sama mempunyai nama Sewu. Curug dan Grojogan mempunyai arti yang sama, yaitu air terjun. Waktu kecil saya sering terbolak-balik antara kedua tempat ini karena namanya yang mirip. Kalau Grojogan Sewu terletak di Kabupaten Karanganyar, Curug Sewu ini terletak di Kabupaten Kendal.

Selain terdapat air terjun, di Curug Sewu terdapat kebun binatang yang katanya dulu ada ular terpanjang di dunia (ternyata cuma salah ukur), taman bermain, gardu pandang, dan lain-lain. Saya yang hanya bertujuan untuk ke air terjunnya sebenarnya tidak terlalu peduli dengan hal tersebut. Namun yang jadi masalah adalah untuk turun ke air terjun harus membayar lagi (doh seperti pasar malam saja). Mana saya beli dua buah karcisnya cuma dapat satu (gak masalah sih jadi hemat kertas, tapi gak dapat asuransi :p).

Jalan untuk turun ya cuma berupa tangga yang beberapa anak tangganya sudah rusak. Sebenarnya setelah turun ke tempat paling enak untuk melihat air terjun masih bisa turun lagi. Namun ketika mau turun ternyata sudah sepi dan isinya cuma orang-orang yang sedang mojok (bikin malas aja). Karena untuk terus turun tidak kesampaian ya akhirnya turun mendekati air terjun. Sebenarnya sudah ada pembatas namun banyak orang yang mendekati air terjun sehingga saya ikutan turun :p. Untuk turun sih tidak memerlukan usaha yang keras, namun ketika sampai di sungai dan ingin mendekati air terjun butuh usaha ekstra. Ada dua jalan (yang sebenarnya tidak bisa disebut jalan), yang satu menaiki batu yang cukup tinggi dengan bawahnya berupa sungai dan yang satunya melewati punggungan batu yang di sampingnya langsung ke sungai setinggi lebih dari 3 meter.

Saya memilih yang pertama karena ada orang yang nunjuk-nunjuk. Untuk menaikinya harus dibantu teman dan kaki yang ngangkang (doh), dan sandal yang putus. Tapi teman saya jadi kesulitan karena tidak ada yang membantu (untung ada orang yang mau bantu).

Ketika mau mengambil foto di air terjun juga terbilang sulit karena dimonopoli oleh pengunjung lain. Air terjunnya sih tidak terlalu tinggi, tapi karena tidak bawa baju ganti ya terpaksa tidak basah-basahan (hubungannya???). Waktu mau balik saya pakai jalur yang punggungan, ternyata lebih mudah (sial).

Curug Sewu

Rabu, 27 Oktober 2010

Candi Cetha

Candi Cetha merupakan candi yang terletak di lereng Gunung Lawu pada ketinggian sekitar 1400 mdpl. Candi ini terletak di Dukuh Cetha, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Jadi jangan lupa membawa jaket jika mau pergi ke candi ini dan bahan bakar secukupnya.

Menurut saya, candi ini adalah salah satu candi yang cukup membutuhkan perjuangan untuk sampai ke sana. Jalan yang harus ditempuh adalah jalanan yang hampir sebagian besar menanjak dengan tanjakan yang cukup tajam apalagi pada jalan-jalan terakhir. Setidaknya ketika menuju ke candi ini ada hiburan berupa kebun teh dan pemandangan yang cukup bagus (mungkin) (kalau tidak berawan).
Candi Cetha
Candi ini merupakan candi Hindu dengan bentuk punden berundak (ingat pelajaran sejarah pada bab zaman pra sejarah :p). Bangunan utamanya berada di paling belakang atau dengan kata lain yang paling atas. Sayangnya pengunjung tidak boleh masuk ke sana karena tempat itu dihalangi pintu (juru kuncinya juga gak tahu di mana). Kalau melihat dari foto di atas sih tidak mirip candi yang biasanya, ya karena yang benar-benar candinya ada di bagian belakang. Candi ini masih digunakan untuk tempat ibadah sehingga akan dijumpai (dicium) bau dupa. Di bagian atas juga terdapat rumah-rumah dari kayu yang entah apa yang ada di dalam rumah itu.
Burung (???)
Yang cukup menarik di candi ini adalah gayanya yang mirip pura di Bali, sehingga jika ada orang yang melihatnya dapat salah mengira jika tempat tersebut sebenarnya berada di Pulau Jawa. Selain itu juga terdapat batu-batu yang ditata membentuk segitiga yang di belakangnya terdapat patung kura-kura dan di depannya terdapat lingga. Jadi kalau dilihat secara keseluruhan nantinya malah terlihat seperti burung (???).

Kalau saya boleh berpendapat, saya akan menyebut candi ini sebagai candi mesum karena banyak terdapat lingga yang mempunyai bentuk yang mirip dengan apa yang diwakilinya (tidak perlu saya sebutkan). Sayangnya masih di kabupaten yang sama (hanya berada di kecamatan sebelahnya) terdapat candi yang menurut saya lebih mesum XP.

Bali (???)

Minggu, 24 Oktober 2010

Pantai Sadranan


Menurut Anda, apa yang paling menyebalkan ketika Anda pergi ke pantai? Menurut saya adalah hujan. Hal inilah yang terjadi ketika saya pergi ke pantai Sadranan. Untungnya hujan berlangsung cukup lama sehingga saya sampai bisa beputar mengendarai motor sejauh lebih dari 25 Km (maksudnya).
Pantai Sadranan ini masuk wilayah kabupaten Gunung Kidul dan termasuk jejeran pantai yang ada di daerah tersebut. Pantai ini terletak di antara pantai Krakal dengan pantai Sundak. Pantai ini menjadi satu dengan pantai Ngandong dengan pemisahnnya berupa karang yang agak menjorok ke laut namun pasirnya masih menjadi satu.

Pantai Sadranan
Yang menarik dari pantai ini adalah adanya pulau (sebenarnya masih bagian dari pulau Jawa) yang terlihat dari pantai ini. Alasan yang lain adalah karena pantainya cukup bersih jika dibandingkan dengan pantai di sekitarnya dan cukup sepi karena kurang di kenal. Ya cuma itu  saja tidak ada yang lain. Kalau dari googling adalah adanya penginapan yang seharga 4 juta semalam (eeeeehhhh). Waktu ke pantai tersebut memang ada bule yang datang. Jadi sepertinya benar adanya kalau tempat itu dihargai mahal.

Pantai Sadranan dari Atas
Sebenarnya saya tidak berniat menuju pantai ini, yang saya tuju adalah pantai Slili. Pada awalnya saya menganggap ini adalah pantai Slili karena dulu sempat lihat-lihat di google map kalau pantai ini adalah pantai Slili. Karena tidak masuk dari pintu depan, anggapan itu pun masih melekat di benak saya. Ketika saya berniat pulang, saya mencoba cari-cari jalan yang akhirnya malah dicegat oleh petugas parkir (padahal maksudnya cuma mau lewat). Karena saya orangnya tidak enakan ya saya bayar saja sekalian tanya-tanya dan katanya pantai Slili berada di sebelah situ (bapaknya menunjuk dengan tidak jelas :p). Di tengah jalan saya menemukan petunjuk yang menunjuk ke pantai Sadranan dan saya hanya lewat saja dan berhenti di pantai sebelahnya.

Pemberat Jaring
Ketika di pantai sebelah, saya berpikir pantai yang saya kunjungi ini adalah pantai Slili dan yang sebelah adalah pantai Sadranan. Saya pun mengeceknya, dan begitulah hal yang mengubah pandangan saya.
Setelah balik, saya pun googling tentang pantai Slili. Dan yang saya temukan adalah bahwa pantai yang ditunjuk itu adalah pantai Slili (membingungkan). Kalau menurut petunjuk di tempat itu adalah pantai Sadranan, kalau dari googling itu adalah pantai Slili. Jadi manakah yang benar? Atau memang kedua pantai itu adalah tempat sama. Kalau ke sana lagi saya berniat tanya lebih jelas.

Crustacea (lupa namanya :p)

Kamis, 21 Oktober 2010

Gunung Sumbing

Gunung Sumbing merupakan salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Gunung tertinggi ke tiga di pulau Jawa ini (3371 mdpl) terletak di tiga kabupaten, yaitu Magelang, Temanggung, dan Wonosobo. Terdapat beberapa rute pendakian untuk menuju puncak gunung ini, salah satunya dari Dusun Garung, Desa Butuh, Kecamatan Kalikajar. Rute Garung ini merupakan rute termudah untuk menuju puncak Gunung Sumbing, namun tetap saja rute ini termasuk cukup sulit dan melelahkan. Terdapat dua jalur, yaitu melalui jalur lama dan jalur baru yang keduanya akan bertemu di pestan. Selama mendaki gunung ini, saya hanya menggunakan jalur baru karena jalur ini lebih mudah dari yang satunya.

Sunset
 Kalau ingin mendaki terdapat beberapa larangan yang tertulis di basecamp, seperti jangan bicara kotor, buang air sembarangan, dan lain-lain. Katanya apabila dilanggar akan ada sesuatu yang menimpa. Gunung ini termasuk gunung yang gundul dengan sedikit hutan. Sebagian besar lerengnya telah menjadi ladang penduduk. Untuk mendaki diperlukan persediaan air yang cukup banyak karena mata air yang ada hanya satu dan itupun sudah kotor karena banyak pendaki yang membuang sampah di sana. Pernah ketika mendaki kelompok saya kehabisan air minum di puncak dan tidak minum setetes air pun sampai di basecamp sampai-sampai bibirpun sangat kering. Ternyata hal ini disebabkan beberapa anggota kelompok yang pertama kali mendaki ke gunung ini menganggap gunung ini mudah seperti gunung-gunung yang sebelumnya mereka daki dan cuma membawa air sedikit (doh).

Selain sudah gundul, ketika musim kemarau juga sering terjadi kebakaran. Saya pernah melihat asap ketika berada di puncak dan saya kira itu cuma asap kawah yang letaknya ada di bawah (doh). Ternyata setelah turun dari puncak, saya baru sadar bahwa asap itu berasal dari api yang membakar semak-semak. Dan lokasinya berada di punggungan sebelah tenda kami ditinggal.
Bekas kebakaran
Tempat yang paling nyaman untuk mendirikan tenda adalah di area watu kotak karena tempat ini cukup terlindung dari angin. Namun Watu Kotak ini tidak terlalu luas dan katanya angker. Bila sudah cukup lelah, biasanya pestan pun menjadi tempat mendirikan tenda walau angin yang datang cukup kencang. Tapi jangan lupa kalau pestan merupakan singkatan dari peken (pasar) setan, hehe. Ketika pertama mendaki gunung ini ternyata bebarengan dengan diadakannya bersih gunung oleh penduduk dari yang tua (belum aki-aki) hingga anak-anak SD. Para anak SD ini mendaki dengan lincah (maklum cuma bawa sedikit air minum) sehingga menyebabkan anggota kelompok kami merasa kalah dari anak-anak ini (hehe).

Salah satu senior menyarankan untuk mendirikan tenda di watu kotak namun sesampainya di sana, namun setelah mendaki bersusah payah, kami melihat bahwa tempat itu telah penuh sesak digunakan oleh penduduk (doh), sehingga terpaksa mendirikan tenda di dekat tempat itu. Karena tidak cukup luas, terpaksa tidak semua tenda didirikan dan ada yang tidur di luar. Namun ketika pagi, para penduduk telah mendaki ke puncak dan ternyata tempat kami adalah jalan. Karena orang yang tidur di luar memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam sleeping bag, sehingga para  orang yang lewat mengira itu cuma barang dan menginjaknya (weks) padahal isinya orang (doh).
Bayangan gunung
Puncak Gunung Sumbing berupa kaldera dengan kawah di tengahnya. Gunung ini merupakan gunung api yang sudah tidak aktif lagi namun di beberapa titik terdapat asap berbau belerang yang keluar. Untuk menuju puncak tertinggi juga cukup sulit untuk dilakukan karena cukup terjal.
Suasana pagi
Untuk mendapatkan sunrise dari gunung ini cukup sulit, karena kita harus mendaki hingga puncak (tidak harus puncak tertinggi) agar dapat melihatnya. Ketika pagi kita juga dapat melihat bayangan dari gunung ini yang memberikan efek cukup aneh pada mata. Yang paling indah adalah ketika melihat sunset dengan gunung Sindoro dan dataran tinggi dieng sebagai objeknya.
Kawah

Minggu, 17 Oktober 2010

Candi Borobudur

Candi Budha yang paling terkenal di Indonesia tak lain dan tak bukan adalah candi Borobudur. candi yang terletak di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang ini merupakan candi yang termasuk world heritage atau warisan dunia. Dulu candi ini dianggap salah satu tujuh keajaiban dunia, namun sepertinya yang menganggapnya sebagai salah satu 7 wonders hanyalah orang Indonesia saja. Saya tidak pernah melihat literature (kecuali buatan Indonesia) yang menyebutkan bahwa candi ini termasuk salah satu 7 wonders. Sepertinya kesalahpahaman yang menganggap bahwa world heritage sama dengan seven wonders.
Candi Borobudur
Kadang orang menganggap bahwa candi ini terletak di provinsi DI Yogyakarta. Namun saya sebagai orang Jawa Tengah merasa tidak terima (hehe). Bila melihat informasi dari luar negeri (misal dari internet), kadang candi Prambanan disebut sebagai candi Borobudur (doh).
Salah satu relief
Tiket masuk ke candi untuk wisatawan lokal seharga Rp15000 (atau 20rb ya???), dan untuk wisatawan manca lebih mahal. Waktu masuk gerbang ada petugas yang membawa metal detektor (sepertinya setelah kejadian bom karena dulu sepertinya tidak) namun tidak digunakan untuk memeriksa (doh sama aja boong).
Candi Borobudur ini kalau dari atas terlihat seperti bunga teratai (sayang belum pernah lihat kecuali dari google map dan tv). Kalau pengin mengetahui cerita di reliefnya kita harus menyewa guide atau mungkin ngikut rombongan bule yang biasanya membawa guide dan ikut nguping (hehe). Kalau tidak mau tahu paling mengira-ngira sendiri dan mungkin mengira-ngiranya agak nyeleneh (hehe).

Kalau mau ngelilingi tiap tingkat candi yang ada 10 tingkat ini (kalau gak salah) pastinya bisa diitung-itung olahraga soalnya lumayan bikin ngos-ngosan. Borobudur ini sepertinya adalah tempat favorit lembaga bimbingan belajar bahasa inggris  di daerah Kedu dan DIY untuk melatih anak didiknya agar bisa berbicara langsung dengan bule.

Menurut saya relief yang paling menarik adalah relief kapal yang katanya dulu telah menjelajah hingga Afrika. Kalau relief lain karena menggabung ke suatu cerita jadinya saya kurang tertarik (paling isinya gambar orang atau binatang).
Salah satu relief kapal
Yang paling repot jika ke sini adalah jika sedang kebelet apalagi bila kebeletnya di puncak, harus turun candi dulu untuk ke toiletnya. Dulu ketika saya masih kecil saya sempat kebelet dan mencari sudut yang sepi dan pipis di sana (blush).

Dasar orang Indonesia, walau sudah jelas tertulis di papan tetap saja melanggarnya. Peringatan dilarang duduk atau dilarang naik ke stupa tetap dilanggar, apalagi di stupa utamanya yang sebagian besar malah digunakan sebagai tempat duduk dan salah satu lokasi foto yang paling sering digunakan. Objek utama yang paling sering diambil yaitu stupa yang terbuka yang terdapat patung Budhanya. Entah mengapa jika melihat foto-foto di majalah mengenai candi Borobudur selalu saja objek ini yang muncul.
Salah satu arca

Selasa, 12 Oktober 2010

Pantai Baron

Pantai Baron merupakan pantai yang terletak di desa Kemadang, kecamatan Tanjungsari, kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini berada di paling barat gugusan pantai-pantai wisata di Gunung Kidul walau keluar dari gugusan tersebut masih terdapat pantai yang letaknya lebih di  arah barat seperti pantai Ngrenehan dan Ngobaran.

Pantai nelayan ini merupakan pantai yang paling ramai dikunjungi wisatawan di daerah Gunung Kidul walaupun kadang pantai yang terletak lebih ke timur lebih bagus dari pantai ini. Pantai ini satu-satunya pantai yang berpasir coklat agak keputihan di gugusan tersebut dan pantai yang paling enak untuk basah-basahan.
Di sisi barat pantai terdapat sungai yang berasal dari sungai bawah tanah yang sering dipakai untuk mandi juga memancing. Biasanya orang-orang bermain air di sungai ini jika tidak bermain air di laut. Kita bisa melihat pemandangan pantai dan gugusan pantai lain dengan menaiki bukit yang berada di sisi timur pantai. Untuk naik, sudah ada tangga sehingga tidak perlu susah-susah mendaki. Terdapat dua buah jalur naik yang nantinya juga akan menjadi satu. Di salah satu tangga terdapat kotak agar pengunjung membayar seribu rupiah walaupun tidak ada penjaganya.

Sungai di Baron
Jika mengikuti jalur tersebut, nantinya kita bisa tembus ke pantai kukup. Jika menginginkan hal yang lebih ekstrim kita bisa naik ke mercusuar yang tingginya setara dengang tinggi BTS. Di atas mercusuar ini anginnya terasa sangat kencang semakin ke atas semakin kencang. Bahkan rangka-rangka mercusuar bersuara berisik sehingga bisa membuat was-was orang yang naik. Pada anak tangga terakhir, tidak terdapat pegangan pengaman sehingga untuk mencapai puncak mercusuar harus (tidak harus juga sih) memegang anak tangga di atasnya serta memegang  puncak mercusuar.

Mercusuar
Lantai di puncak mercusuar terbuat dari rangkaian besi yang dibentuk kasa sehingga terlihat rapuh. Jika berdiri akan terasa menakutkan karena anginnya kencang, jika duduk terutama di pinggir, juga akan menakutkan, karena tinggi pengaman lebih tinggi dari saya ketika duduk (doh), jadi malah bisa "mblobos" ke ruang antara pegangan dengan lantainya. Di puncak terdapat sel surya yang digunakan untuk menyalakan lampu mercusuar di malam harinya.


Pantai Baron dari Mercusuar
Kalau untuk makan tentunya tidak perlu khawatir, karena terdapat banyak toko walaupun saya malas untuk makan di sana karena saya tidak mau mengeluarkan uang berlebih (doh).

Kalau menurut saya lokasi paling enak di pantai Baron ya di puncak mercusuar (ini main ke pantai atau main ke mercusuar??). Ya karena sedikit orang yang punya nyali untuk sampai di puncak mercusuar sehingga saya bisa memonopoli tempat itu (hehe). Lebih tepatnya saya lebih menyukai tempat yang relatif sepi.

Deretan pesisir Gunung Kidul